Sabtu, 08 Oktober 2011

Satelit 6,5 ton Hantam Bumi


Para pakar sampah luar angkasa NASA telah mengoreksi perhitungan mereka terhadap antisipasi jatuhnya sebuah satelit raksasa. Kini, badan luar angkasa AS itu memperkirakan, satelit pemantau cuaca berbobot 6,5 ton itu akan jatuh menghantam Bumi Jumat depan, 23 September 2011--sehari lebih cepat dibanding perkiraan sebelumnya.

Satelit ruang angkasa Upper Atmospheric Research Satellite (UARS) sebesar bus itu diluncurkan pada tahun 1991 dan sudah dimatikan pada tahun 2005 setelah menuntaskan misinya.

“Satelit itu diperkirakan akan kembali masuk ke Bumi pada 23 September, plus minus satu hari,” kata Beth Dickey, juru bicara NASA, seperti dikutip dari Scientific American, 17 September 2011. “UARS masuk lebih cepat karena Matahari mengalami peningkatan aktivitas secara signifikan mulai pekan ini."
Seperti diketahui, radiasi Matahari bisa menghasilkan efek dorongan ekstra terhadap satelit di ruang angkasa karena mereka bisa memperpanas atmosfir Bumi dan menyebabkannya jadi memuai. Lalu, di mana UARS akan jatuh?

NASA belum memiliki gambaran di mana satelit raksasa itu akan jatuh. Diperkirakan, setidaknya akan ada 26 potongan satelit itu yang mampu bertahan dari panasnya temperatur akibat gesekan dengan atmosfir Bumi.

Kepingan-kepingan titanium dan tanki bahan bakar kemungkinan akan jadi salah satunya. Untungnya tidak ada bahan bakar beracun yang akan jatuh karena seluruh bahan bakar milik satelit itu sudah habis digunakan pada tahun 2005 lalu.

Menurut kalkulasi NASA, pecahan-pecahan itu akan jatuh tersebar di kawasan seluas 804 kilometer persegi. Ada peluang sebesar 1:3.200 bahwa kepingan bisa menghantam manusia yang sedang berada di daratan. Namun demikian, jika mengingat sebagian besar kawasan Bumi merupakan lautan, tampaknya satelit itu akan langsung jatuh ke laut.

Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA yakin satelit rongsok mereka telah jatuh dari orbitnya. Mereka yakin Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) jatuh pada Sabtu pagi waktu Amerika. Saat ini, para peneliti sedang memastikan di mana reruntuhan satelit itu akan jatuh.

"Kami kira puing-puingnya telah jatuh sekarang," pernyataan NASA sebagaimana dilansir foxnews.com, Sabtu 24 September 2011.

"Kami sedang menunggu konfirmasi dari Komando Setrategis Amerika dimana jatuhnya sambil tetap memantau puing-puingnya di langit."

Satelit berusia 20 tahun itu sebelumnya ditarget jatuh ke bumi pada Jumat atau Sabtu ini. Kanada dan negara-negara di Afrika diperkirakan menjadi tempat jatuhnya puing-puing UARS.

Saat menuju Bumi, satelit rusak itu terbakar karena gesekan dengan atmosfer. Namun, diperkirakan ada 26 bagian yang tetap utuh saat sampai di permukaan bumi.
Lebih Cepat
Meningkatnya aktivitas matahari hingga Jumat kemarin membuat satelit seukuran bus ini jatuh dengan lebih cepat ke bumi. Namun, di penghujung Jumat, NASA mengatakan matahari bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kecepatan jatuhnya satelit ini.

Kemarin, NASA mengatakan kemungkinan besar satelit berbobot 6,5 ton itu akan jatuh dari orbitnya pada Jumat pukul 11.45 malam hingga Sabtu 12.45 siang waktu setempat. Pada Jumat kemarin, satelit ini sedang mengorbit melintasi Atlantik, Pasifik, dan Samudera Hindia, dan kemudian menuju Afrika dan Kanada.

Satelit pemantau atmosfer ini diluncurkan pada 1991 silam. Satelit ini dinyatakan tidak beroperasi lagi pada 2005.

Kemungkinan puing-puingnya menimpa manusia adalah 1/3.200. Jatuhnya satelit ini diharapkan berada di permukaan lautan. (re

http://www.youtube.com/watch?v=kv_1YEGO1xQ&feature=player_detailpage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar